Jumat, 12 Januari 2018

ANTARA SAMPAH, POLA FIKIR, DAN EFEK

Sampah merupakan permasalah yang dihadapi hampir semua negara didunia tidak terkecuali negara Indonesia, menjadi dilema diseluruh kota di Indonesia, hal ini dikarenakan telah banyaknya program dan kegiatan, sepertinya masih belum cukup untuk mengatasi permasalahan sampah.
Hasil penelitian Jambeck, Jena R.,et.al, 2015 yang berjudul “Plastic waste inputs from land into the ocean” yang menyatakan potensi sampah plastik yang ada di lautan Indonesia mencapai 187,2 Juta ton/tahun. Hasil penelitian ini pun menyatakan bahwa Indonesia menjadi Negara kedua terbesar di dunia yang menyumbang sampah ke laut setelah cina.
Permasalahan sampah merupakan permasalahan kita bersama baik provinsi maupun kabupaten. Kabupaten Indragiri Hilir merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Riau, Kabupaten ini merupakan daerah yang memiliki keragama penduduk, keunikan geografis alam, serta infrastruktur dan permasalahan daerah yang terus menjadi perhatian Pemerintah Daerah.

Kabupaten Indragiri Hilir memiliki banyak parit yang diimbangi dengan banyaknya jembatan jembatan serta padatnya perumahan disekitar parit, parit merupakan jalur alternatif masyarakat untuk menuju sungai.
Tembilahan dengan tata ruang kota yang mana masyarakatnya masih menempati pesisir parit-parit yang ada dengan posisi rumah yang membelakangi parit sehingga seluruh limbah rumah tangga ( Sampah ) sangat mudah untuk dibuang di belakang rumah sehingga berdampak pada pencemaran limbah rumah tangga seperti sampah-sampah di aliran parit tembilahan.
Pemerintah Daerah sendiri telah berupaya untuk mengatasi hal tersebut dengan diterbitkannya Perda Nomor 15 Tahun 2011 tentang Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan. OPD BLH Kabupaten Indragiri Hilir juga telah mempersiapkan Program dan Kegiatan untuk mengatasi permasalahan Sampah ini seperti pengembangan Bank Sampah sampai pengelolaan sampah sistem 3R (Reduce, Reuse, Recycle), pemerintah daerah telah berupaya optimal mengenai penangan sampah ini, nah setelah optimalnya pemerintah daerah terkait sampah ini, kita telusur ke masyarakatnya, ternyata banyak masyarakat dengan pola pikir yang rendah terutama yang tinggal dipinggiran parit masih seenaknya membuang sampah meskipun telah dipasang larangan membuang sampah di parit, masyarakat tahu efek dari membuang sampah di parit yang berakibat pada kesehatan masyarakat itu sendiri seperti gatal-gatal dan penyakit kulit lainnya.
Pola pikir atau mindset ini susah untuk dirubah jika memang tidak ada kesadaran dari masyarakat itu sendiri.
beberapa solusi dari permasalah sampah diatas yaitu Tata kota bangunan di pinggiran parit, dari yang membelakangi parit berubah menjadi menghadap parit yang tentunya pinggiran parit telah dilakukan pengedaman ini bertujuan untuk merubah mindset masyarakat yang membuang sampah dibelakang di parit, program dan kegiatan OPD terkait sampah seperti bank sampah dan daur ulang sampah, pemungutan sampah dengan sistem jemput bola menjadi hal yang patut untuk dipertimbangan oleh pemerintah Daerah serta pembuatan penyaring sampah di muara parit menuju sungai pada titik-titik rawan sampah.

Semoga kita semua tersadarkan dengan keberadaan sampah yang berefek pada kelanjutan kehidupan kita yang akan datang.

AWALUDIN
Mahasiswa STIKES Hang Tuah Pekanbaru
Semester I Prodi IKM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar